Ads 468x60px

Social Icons

Featured Posts

Latest Post
Tampilkan postingan dengan label MEDITATION. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label MEDITATION. Tampilkan semua postingan

Meditasi Pernapasan ( Part 4 of 4 Menyadari Napas )

Ada beberapa guru yang mengajarkan bahwa setelah kita duduk, kita segera mengamati napas. Akan tetapi, beberapa orang saat mencari napas, tidak menemukan napas karena sensasi napas kadang agak halus. Oleh karena tidak menemukannya, sebagian orang akhirnya mengendalikan napas. Membuat napas ini kasar, kemudian ia bisa merasakan sensasi napas tersebut.

Dalam berusaha untuk merasakan sensasi napas, ada juga yang menghitung berapa lama ia menarik nafas, berapa lama menahan, dan berapa lama mengeluarkannya. Tujuannya adalah membuat perhatian kita dengan ketat tertuju pada napas sehingga tidak memberi kesempatan pikiran berkelana untuk muncul.

Meskipun cara ini bisa digunakan, tetapi jika pikiran kita masih terlalu kasar akan lebih alami dan lebih efektif bila kita menggunakan obyek perhatian yang kasar. Mengatur nafasa sehingga nafas yang seharusnya halus ini tampak kasar adalah memaksakan sesuatu yang tidak pada fungsinya. Seperti memukul paku menggunakan gagangnya, bukan kepalanya.

Jika kita mengendalikan napas, setelah duduk kadang anda merasakan dada menjadi pengap seperti orang yang sesak napas. Jika dilanjutkan kepala bisa menjadi tegang karena kita kekurangan oksigen. Sebagian orang saat bermeditasi dengan mengatur napas, ia menjadi tegang dan tidak bisa berkembang. Oleh karena saat pikiran mulai fokus dan relaks, irama nafas ini secara alami akan menjadi lembut. Jika seseorang mengatur nafas, metode yang digunakan seringkali malah membuat pikiran tidak bisa relaks dan mengendap karena metode yang digunakan memang pada dasarnya membuat nafas yang seharusnya lembut menjadi kasar.

Jadi sebagian orang malah bertahan pada sifatnya yang kasar karena ingin mempertahankan metode. Jadi kita harus tahu, jika kita punya kondisi seperti ini maka kita harus menyelaraskan metode dengan benar. Oleh karena metode ini baik, tetapi cara penggunaan kita terhadap metode yang bermasalah.

Perhatian ke napas melalui relaksasi
Point yang penting dalam menggunakan metode adalah proses meditasi kita harus berjalan natural, alamiah. Perhatian ke napas yang alamiah adalah napas datang dengan sendirinya ke kesadaran kita, bukan kita yang berusaha mendatangi napas. Kondisi ini bisa dicapai bila kita menggunakan metode relaksasi untuk menyelaraskan napas kita.

Pertama-tama kita atur postur duduk kita dengan benar. Lalu setelah duduk dengan postur benar, kita mulai  merelakskan tubuh. Saat merelakskan, kita melakukan relaksasi per bagian tubuh sesuai metode. Setelah relaksasi per bagian di jalankan 2-3 kali (tiap orang punya kebutuhan yang berbeda), anda merelakskan seluruh tubuh, menyadari keseluruhan tubuh.

Mungkin anda akan menyadari bahwa batin belum mampu untuk menyadari tubuh secara keseluruhan dengan jelas. Namun, asalkan tetap melakukan relaksasi lalu menyadari setiap bagian tubuh, bila postur tubuh sudah benar dan cukup tenang, secara alami anda akan menyadari ada sedikit pergerakan kecil di tubuh kita. Gerakan yang halus ini adalah pernapasan kita.

Dalam menyadari napas, sebagian orang tidak langsung menyadari napas di ujung hidung. Setelah kita duduk dengan baik, seluruh tubuh relaks, lalu membawa perhatian ke keseluruhan tubuh, terkadang perhatian kita tertuju ke tubuh bagian dada yang bergerak naik turun. Ada juga yang menyadari kembang kempisnya napas di bagian abdomen atau diafragma. Gerakan ini terjadi karena paru-paru yang terisi udara mendesak sekat antara dada dan perut sehingga perut bagian atas jadi bergerak. Kita akan merasakan napas di bagian dada bila pernapasan kita lebih dangkal dan kita akan merasakan di bagian perut bila pernapasannya lebih dalam.

Jika anda menyadari dengan cara demikian, maka prosesnya terjadi dengan sangat alamiah. Tidak dibutuhkan usaha untuk mencari napas. Napas dengan sendirinya muncul dalam kesadaran anda. Saat itu, kondisi batin anda sudah lebih jernih dan napas anda juga sangat natural. Setelah itu perlahan-lahan, kita bawa perhatian ke ujung hidung.

Jadi sebelum menggunakan metode napas ini, anda harus merelakskan tubuh terlebih dulu. Setelah merelakskan bagian-bagian tubuh, kita mengamati keseluruhan tubuh dan secara alami menyadari adanya napas.

Namun, jika belum sampai pada kondisi relaks, kita sudah mengamati napas. Dengan demikian ketika kita ingin menfokuskan perhatian pada napas, perlu menggunakan usaha atau anda menjadi mengendalikan napas. Jika anda mengendalikan napas atau memaksakan diri untuk memperhatikan napas kita menjadi tegang. Sedikit saja anda tegang di bagian tertentu, bagian yang lainnya akan ikut tegang. Ada sebagian orang matanya menjadi tertutup rapat dan tegang karena dia menggunakan usaha untuk memperhatikan napas. Akhirnya bagian disekitar rongga mata menjadi tegang.

Jika ada yang saat bermeditasi memperhatikan napas bagian kepala akan menjadi tegang, setelah selesai sesi meditasi merasa sangat capek, itu tanda bahwa penerapan metodenya tidak benar. Anda belum relaks. Namun, jika kita sudah duduk dengan benar; melakukan relaksasi dengan memindai tubuh dua-tiga kali; sesudahnya perhatikan keseluruhan tubuh; lalu anda secara alami menyadari kembang-kempisnya perut; kemudian fokuskan perhatian pada napas di sekitar ujung hidung; amati napas, maka saat itu napas menjadi sangat alami, tubuh sangat relaks, pikiran juga dengan sangat relaks berfokus pada pernapasan di ujung hidung.

Anda sama sekali tidak memaksakan diri, sebaliknya pikiran anda bisa fokus dengan alami. Kita pun sudah mulai dan terus lanjut mengunakan metode ini untuk bisa berkonsentrasi. Terus melanjutkan penerapan metode ini sehingga metode tersebut menjadi semakin bertenaga dan bisa terus diterapkan. Kita mempertahankan perhatian terpusat di sana, lalu kita bisa menggunakan hitungan napas untuk membantu mengamati keluar masuknya napas dengan jelas dan natural.

Jika saat memperhatikan napas, anda merasa kesulitan, pikiran anda lari kesana kemari sehingga anda berkali-kali lupa pada nafas anda, itu pertanda bahwa anda belum siap memperhatikan napas. Pikiran anda masih kasar. Sebaiknya anda kembali ke relaksasi tubuh. Jika relaksasi juga sulit dilakukan, anda bisa memperhatikan posisi tubuh, jika memperhatikan posisi tubuh juga sulit dilakukan, anda bisa melakukan meditasi jalan. Ini lebih baik ketimbang membuat napas menjadi kasar dengan cara mengendalikan napas.

Semoga Bermanfaat,
Baca juga :
1 of 4 Postur Tubuh
1.1 of 4 Postur Tubuh Bagian Bawah
1.2 of 4 Postur Tubuh Bagian Atas
1.3 of 4 Perlengkapan Meditasi Duduk
1.4 of 4 Postur Wajah
2 of 4 Merelakskan Tubuh
3 of 4 Memperhatikan Keseluruhan Tubuh
Sumber : Meditasi Zen

Meditasi Pernapasan ( Part 3 of 4 Memperhatikan Keseluruhan Tubuh )

Saat bermeditasi, bila ada bagian tubuh yang sakit, seringkali pikiran kita dibawa lari olehnya. Namun, setelah melakukan relaksasi perbagian tubuh, perlahan-lahan batin kita akan mempunyai kekuatan untuk berkonsentrasi. Kekuatan untuk fokus ini perlahan akan bertambah sehingga bagian yang sakit, pegal dan kesemutan bisa anda melepaskan. Pikiran kita menjadi lebih berenergi, tidak terpengaruh atau terganggu lagi oleh berbagai rasa tidak nyaman itu.

Namun, kita harus berlatih sekian waktu agar bisa mempunyai energi untuk fokus. Bila saat berlatih kita menemukan munculnya kondisi yang mengganggu, kita lepaskan. Bila pikiran kita terbawa lari, kita kembali merelakskan perbagian tubuh mulai dari bagian kepala. Rasakan sensasinya lalu relakskan. Bagian demi bagian tubuh direlakskan. Lalu kita menyadari keseluruhan tubuh. Mengamati keseluruhan tubuh tanpa terfokus pada bagian tertentu. Kita terus menerus berlatih menggunakan metode ini. Tidak terputus, membawa perhatian kita dari menyadari keseluruhan tubuh hingga berubah menjadi tubuh bisa membantu pikiran kita untuk terpusat.

Ketika pikiran perlahan-lahan semakin terpusat maka kekuatannya menjadi bertambah. Setelah kekuatannya bertambah bagian-bagian tubuh kita yang lebih halus atau masalah-masalah sakit, pegal, kesemutan akan menjadi lebih tidak menganggu. Dengan menggunakan metode ini perlahan-lahan kita akan menyadari bahwa kita menjadi lebih mampu untuk duduk lama, lebih sabar untuk duduk. Penggangu-pengganggu tersebut, masalah-masalah di tubuh menjadi lebih mudah untuk dilepaskan.

Terkadang pikiran bisa segera langsung mengamati keseluruhan tubuh. Namun, jika pikiran kita tidak cukup jernih atau tidak cukup relaks, maka tidak akan bisa mengamati keseluruhan tubuh. Oleh karena setiap kali mengamati keseluruhan tubuh, kita menyadari bahwa pikiran kita mungkin mulai tertarik keluar ke bagian-bagian tertentu sehingga tidak mudah untuk bisa mengamati keseluruhan tubuh. Inilah yang dialami oleh kebanyakan orang.

Jika dalam bermeditasi kita tidak bisa mengamati keseluruhan tubuh, maka pikiran sebenarnya secara otomatis akan tertarik pada bagian tubuh yang dominan. Namun saat itu, jika kita sudah cukup relaks, sudah tidak lagi terganggu dengan rasa yang tidak nyaman, maka secara alami perhatian kita akan tertuju ke napas. Oleh karena itu banyak guru mengajarkan metode mengamati napas, karena metode ini sangat efektif untuk membantu pikiran menjadi lebih jernih dan terfokus.

Bagi pemula, sangat disarankan untuk mempelajari metode nafas ini. Meskipun demikian, jika kehidupan sehari-hari anda cukup tenang, meditasi bisa anda praktikkan dalam hidup sehari-hari, maka mungkin anda bisa langsung membawa perhatian anda ke kesuluruhan tubuh tanpa melalui metode nafas ini.

Jadi, Setelah melakukan relaksasi per bagian tubuh (body scanning), kita menyadari ke keseluruhan tubuh ini. Biasanya perhatian kita akan tertuju pada sensasi yang paling dominan. Bila tubuh sudah cukup relaks, otomatis nafas akan muncul dengan sendirinya dalam kesadaran kita. Tetapi bila pikiran sudah sangat stabil, kesadaran kita bisa langsung menyadari keseluruhan tubuh.

Semoga Bermanfaat,
Baca juga :
1 of 4 Postur Tubuh
1.1 of 4 Postur Tubuh Bagian Bawah
1.2 of 4 Postur Tubuh Bagian Atas
1.3 of 4 Perlengkapan Meditasi Duduk
1.4 of 4 Postur Wajah
2 of 4 Merelakskan Tubuh
4 of 4 Menyadari Napas
Sumber : Meditasi Zen

Meditasi Pernapasan ( Part 2 of 4 Merelakskan Tubuh )

Untuk merelakskan tubuh, kita menggunakan batin untuk secara langsung mengetahui dan merasakan seluruh sensasi tubuh. Jika anda meraba tubuh anda, akan terasa ada rasa sentuhan. Demikian pula jika bagian tubuh itu tidak diraba, kita tetap bisa merasakan bagian itu. Oleh karena ada semacam fungsi perasa sensasi sentuhan. Bahkan ada sebagian orang yang bisa merasakan bagian yang sangat halus di pembuluh darah yaitu aliran darah yang sedang mengalir. Inilah yang disebut “merasakan sensasi sentuhan”. Untuk menjadi relaks kita menggunakan rasa sensasi sentuhan ini. Dengan merasakan sensasi tersebut, menandakan sebenarnya batin kita bisa menyadari seluruh tubuh kita.

Kita jangan menggunakan otak kita untuk membayangkan. Jangan seperti orang yang menutup mata lalu membayangkan tangannya naik ke atas, tetapi sebenarnya tangannya tidak bergerak. Kita juga jangan berpikir, “naik… naik… naik… ” tapi tangan kita tetap diam.

Misal sekarang kita genggamkan tangan erat-erat, kemudian dengan posisi mata tertutup kita berpikir, “Relaks… Relaks… Relaks…“ Kalau kita sekadar berpikir menggunakan otak, “Tangan relaks…” nyatanya tangan menjadi semakin tegang karena anda memerintah menggunakan otak. Anda juga tidak perlu membayangkan tangan anda menjadi relaks. Langsung saja buka dan longgarkan kepalan tangan, anda langsung bisa relaks.

Batin kita punya fungsi untuk bisa merasakan dan menyadari seluruh tubuh. Bawa perhatian kita kembali ke tubuh untuk merasakan sensasi tubuh ini. Lalu dari bagian tubuh paling atas, perlahan-lahan turun, bagian perbagian kita rasakan sensasinya lalu dengan lembut kita relakskan hingga akhirnya sampai pada bagian kaki. Mungkin beberapa orang tidak bisa merasakan sensasi ini dengan jelas. Jika anda tidak bisa merasakannya, tidak apa-apa. Anda bisa menyentuh bagian tubuh yang ingin di relakskan. Setelah anda bisa merasakan sensasi sentuhan itu, kemudian bagian itu anda relakskan. Urutan yang saya gunakan adalah sebagai berikut:

  1. Otak
  2. Dahi
  3. Bola mata
  4. Hidung
  5. Mulut
  6. Telinga
  7. Leher
  8. Bahu
  9. Lengan atas
  10. Lengan bawa
  11. Telapak tangan
  12. Jari-jari tangan
  13. Dada
  14. Perut
  15. Pundak
  16. Pinggang
  17. Pinggul
  18. Paha atas
  19. Betis
  20. Telapak kaki
  21. Jari-jari kaki

Tiap guru bisa punya urutan yang berbeda. Ada yang memisahkan tangan dan kaki kiri dengan tangan dan kaki kanan. Jadi setelah tangan kiri baru pindah ke tangan kanan. Ada pula yang urutannya dari bagian depan tubuh turun kemudian diteruskan bagian belakang tubuh dari tulang ekor, naik hingga tempurung belakang kepala. Akan tetapi perlu di ingat bahwa urutan ini bukan bertujuan untuk mengalirkan energi atau menyeret energi melewati bagian-bagian tubuh itu.

Dalam proses relaksasi tersebut, jika ada bagian yang sangat tegang atau sakit sehingga tidak bisa kita kendorkan jangan terhenti di sana. Setelah kita rasakan dan relakskan sebentar, biarkan ia berlalu, lalu lanjutkan relaksasi secara perlahan. Relaksasi kita lakukan dengan pikiran yang lembut, jangan memaksa bagian yang tubuh untuk relaks dan jangan membenci bagian yang sakit. Dengan demikian kita selalu memberikan getaran pikiran yang positif pada tubuh. Anda tidak perlu tergesa-gesa. Jika ada bagian-bagian tubuh yang terlupakan atau terlewatkan, tidak masalah, kita lewati saja dan teruskan relaksasi kita.

Setelah selesai satu putaran, kita mulai lagi dari awal. Di putaran kedua kita, caranya juga sama. Kita rasakan sensasi di bagian itu, kita periksa apakah ada ketegangan, kemudian kita relakskan. Di putaran ini kita melakukannya lebih pelan, lebih teliti dan lebih detil hingga semakin lama semakin jelas. Anda bisa mengerjakan relaksasi per bagian tubuh ini sebanyak dua-tiga kali lalu menyadari keseluruhan tubuh. Apakah keseluruhan tubuh sudah relaks atau belum.

Anda bawa perhatian anda menyadari keseluruhan tubuh sedang duduk di sana. Tubuh dan pikiran disadari sepenuhnya dengan jelas. Batin kita sepenuhnya menyadari dan mengamati keseluruhan tubuh dengan jelas, lalu pertahankan relaksasi keseluruhan tubuh tersebut. Saat itu kita akan mengetahui postur duduk kita harus diatur dengan benar sehingga bisa duduk dengan relaks.

Semoga Bermanfaat,
Baca juga :
1 of 4 Postur Tubuh
1.1 of 4 Postur Tubuh Bagian Bawah
1.2 of 4 Postur Tubuh Bagian Atas
1.3 of 4 Perlengkapan Meditasi Duduk
1.4 of 4 Postur Wajah
3 of 4 Memperhatikan Keseluruhan Tubuh
4 of 4 Menyadari Napas
Sumber : Meditasi Zen

Meditasi Pernapasan ( Part 1.4 of 4 Postur Wajah )

Pandangan mata
Sehubungan dengan mata, ada tiga metode yang bisa diterapkan. Yang pertama, anda membuka mata. Jika mata terbuka, anda jangan melotot melihat sesuatu, jangan melihat dengan pandangan terfokus. Anda hanya sekadar membiarkan mata anda memandang luas ke depan. Relaks total, tidak fokus melihat sesuatu apapun.

Yang kedua adalah mata setengah terbuka. Jika hendak membuat mata setengah terbuka, anda tidak usah sengaja berusaha menutup setengah kelopak mata karena akan membuat bagian atas mata menjadi sangat tegang. Caranya cukup sekadar arahkan pandangan mata yang semula melihat ke depan, menjadi turun ke bawah. Kita memandang ke depan bawah, lalu perlahan-lahan membiarkan kelopak mata mengarah ke bawah. Kepala jangan sampai ikut tunduk ke bawah.

Jika mata anda terbuka penuh atau setengah terbuka, jangan menaruh perhatian pada berbagai tekstur yang tampak. Jika tidak, anda akan merasa melihat berbagai macam gambar. Ada orang melihat berbagai jenis binatang muncul keluar. Itu karena saat mata mengunakan tenaga untuk fokus, maka mata akan mendapat tekanan. Jika tertekan, akan ada banyak halusinasi yang muncul.

Jika kalian bermeditasi dengan mata tertutup, anda bisa melihat lurus ke depan, lalu arahkan mata melihat ke bawah, kemudian perlahan kelopak mata terpejam hingga menutupi mata. Cukup demikian. Saat itu, mata sama sekali tidak menggunakan tenaga. Bola mata, seluruh mata dalam keadaan relaks. Anda membiarkan mata beristirahat. Kebanyakan orang mungkin menggunakan metode ini.

Posisi lidah
Lalu setelah menutup mata, kita menempelkan ujung lidah di langit-langit mulut, di bagian belakang gigi depan. Oleh karena lidah ini sebenarnya lumayan panjang. Jika kita letakkan di bawah, yang mana rahang bawah lebih pendek, terasa tidak nyaman dan akan membuat lidah menjulur keluar. Saat tertekan, biasanya kita tidak menyadarinya. Namun, saat bermeditasi, tubuh kita menjadi lebih sensitif dan peka. Oleh karena itu, jika lidah diletakkan demikian, lidah akan merasakan sedikit tekanan. Jadi, kita menempelkan ujung lidah ke langit-langit mulut. Dengan begitu, berarti seluruh ruang dalam mulut kita dipakai oleh lidah.

Ketika ujung lidah bersentuhan dengan langit-langit mulut, lidah akan terasa nyaman karena lidah menjadi sangat relaks. Di saat yang bersamaan, ujung lidah yang ditempelkan ke atas akan memicu produksi air liur. Sebagian orang ketika bermeditasi dalam jangka waktu yang lama, bibir dan kerongkongannya akan menjadi kering. Air liur ini akan mampu membasahi kerongkongan dan bibir.

Mulut
Selanjutnya mulut harus selalu dalam keadaan tertutup. Otot-otot wajah harus direlakskan. Wajah yang relaks akan sedikit tersenyum. Ketika tersenyum, sudut mulut akan sedikit terangkat ke atas. Ketika sedang marah, sudut mulut turun ke bawah. Bagian pipi akan menjadi sangat tegang. Oleh karena itu ketika bermeditasi, kita tersenyum sedikit agar otot-otot wajah menjadi relaks.

Semoga Bermanfaat,
Baca juga :
1 of 4 Postur Tubuh
1.1 of 4 Postur Tubuh Bagian Bawah
1.2 of 4 Postur Tubuh Bagian Atas
1.3 of 4 Perlengkapan Meditasi Duduk
2 of 4 Merelakskan Tubuh
3 of 4 Memperhatikan Keseluruhan Tubuh
4 of 4 Menyadari Napas
Sumber : Meditasi Zen

Meditasi Pernapasan ( Part 1.3 of 4 Perlengkapan Meditasi Duduk )

Ada 4 perlengkapan yang kita butuhkan dalam meditasi. Alas duduk (matras) dan bantal duduk (cushion) digunakan untuk mengatur postur tubuh kita. Handuk dan pakaian yg sesuai digunakan untuk melindungi tubuh kita.

Alas duduk (matras)
Alas duduk ini bisa berupa spons atau karpet yang agak tebal. Alas duduk ini punya dua fungsi. Pertama melindungi dari kerasnya lantai. Jika kita duduk langsung di atas lantai, ruas-ruas tulang kita menjadi tertekan karena lantai biasanya sangat keras. Apabila kita duduk dalam jangka waktu lama, kaki akan cedera.

Yang kedua, lantai punya sifat lembab dan basah. Bila kita duduk untuk waktu lama, lantai di bawah kita akan menjadi basah dan kaki akan menyerap kelembaban dari lantai. Ini tidak baik bagi kaki kita.

Ukuran matras sebaiknya cukup luas untuk mengalasi seluruh lutut kita. Jika kita membeli bahan berukuran 2m x 1m, bisa kita potong menjadi 4 matras berukuran 75 cm x 65 cm atau 3 matras berukuran 80 cm x 80 cm.

Bantal duduk (cushion)
Selain matras kita juga menggunakan bantal duduk bundar. Manfaatnya adalah untuk meninggikan pantat. Sesuai dengan susunan kerangka tubuh, maka jika kita hendak menegakkan bagian pinggang, bagian pantat harus lebih tinggi dari lutut. Seberapa tinggi, tergantung masing-masing orang, namun tetap harus ditinggikan.

Anda bisa mencobanya sendiri. Pertama-tama duduklah tanpa bantal, terserah posisi kaki anda seperti apa. Anda boleh duduk datar dengan kaki lurus ke depan, lalu tegakkan bagian pinggang. Jangan bersandar pada dinding. Anda akan menyadari bahwa untuk menegakkan pinggang butuh tenaga. Bila anda menggunakan tenaga di bagian itu, maka seluruh tubuh akan menjadi tidak relaks. Akan tetapi, jika anda menggunakan bantal duduk untuk meninggikan bagian pantat, secara alami tulang punggung menjadi tegak.

Ini karena struktur kerangka tulang mengharuskan bagian pantat ini ditinggikan, barulah kita bisa dengan mudah menegakkan tulang punggung dengan tepat.

Jika tidak disesuaikan, setelah duduk dalam jangka waktu lama, tubuh menghabiskan banyak energi kemudian menjadi tegang. Akhirnya sirkulasi energi menjadi tidak lancar. Jadi, jika duduk cukup lama, anda akan menyadari bahwa bagian punggung anda semakin lama semakin membungkuk. Setelah membungkuk, tulang ekor menjadi tertekan. Itulah sebabnya ada orang yang setelah duduk bermeditasi cukup lama, tulang ekor menjadi sakit.

Handuk atau Selimut
Kita harus menutupi bagian kaki dengan handuk karena ketika duduk bermeditasi bagian lutut akan tertekuk sehingga pori-pori menjadi terbuka. Ketika musim dingin, udara terasa cukup kering tetapi sangat dingin. Jika dalam jangka waktu lama kita tidak menyelimutinya, bagian lutut bisa menyerap hawa dingin. Bila cuaca panas, akan terasa lembab, kadar airnya tinggi. Saat pori-pori terbuka, kelembaban ini akan terserap lutut. Dengan demikian, perlahan-lahan akan muncul masalah di bagian lutut. Lutut bisa mengalami rematik, encok dan penyakit sejenis lainnya.

Ketika duduk bermeditasi, jangan memakai celana pendek. Kita menggunakan celana sebagai pelindung lapis pertama. Dikala cuaca panas, kita menambah kain tipis sebagai pelindung lapis kedua.

Anda bisa mencoba sendiri. Silahkan anda duduk bersila. Setelah beberapa saat, rabalah bagian lutut. Lutut terasa dingin karena anda tidak menutupnya. Dingin ini menandakan bahwa bagian lutut sebenarnya sudah mulai menyerap hawa dingin dan kelembaban yang ada.

Pakaian yang sesuai
Jika udara terasa cukup sejuk, maka lebih bagus jika kita menutup pundak dengan selendang. Jika merasa sedikit dingin, anda bisa menggunakan selendang untuk menutupi bagian kepala. Pakaian yang dipakai harus bisa menjaga kehangatan tubuh. Sekalipun kita berada di daerah tropis, cuaca sedikit hangat dan panas, anda sahabat pria jangan berpikir bahwa karena cuaca panas maka anda tidak perlu pakai baju. Oleh karena cuaca panas membuat kita berkeringat. Setelah keringat bercucuran, tidak baik jika air keringat ini terserap kembali ke dalam tubuh. Kita perlu menjaga kehangatan tubuh ini. Pakaian sangatlah penting. Sesuaikanlah pakaian dengan kondisi iklim.

Kita harus memperhatikan hal-hal ini meski kelihatannya tidak begitu penting. Kita duduk bermeditasi tidak hanya untuk dua atau tiga menit. Mungkin sekali duduk setengah jam. Ada juga yang duduk sekitar satu-dua jam. Saat itu, bila anda duduk dengan postur tubuh yang benar, tubuh menjadi relaks dan pori-pori tubuh akan membuka. Itulah sebabnya, mengapa ketika sudah duduk dengan benar, napas semakin lama akan semakin halus. Itu disebabkan karena pori-pori tubuh juga ikut bernapas.

Pernapasan kita yang utama adalah melalui hidung. Akan tetapi, pori-pori tubuh juga ikut bernapas. Saat itu, kita tidak lagi memerlukan begitu banyak oksigen. Ketika sudah duduk dengan baik, energi yang digunakan menjadi sedikit. Organ dalam tubuh juga tidak lagi membutuhkan banyak oksigen, napas akan berkurang. Bahkan beberapa orang mungkin tidak merasa sedang bernapas meskipun tentu saja tubuh ini tetap bernapas.

Saat itu, kita harus melindungi dan menjaga tubuh. Jika kita sama sekali tidak melindunginya, saat iklim ini berubah atau ada angin meniup masuk ke dalam, sedangkan pori-pori dalam keadaan terbuka, angin itu akan diserap oleh tubuh. Seperti ketika tidur, meskipun berada di daerah tropis yang cenderung hangat, kita juga butuh sehelai selimut atau memakai pakaian tidur karena ketika tidur pori-pori tubuh akan terbuka. Jika tidak hati-hati dan membiarkan kelembaban masuk ke tubuh, akan berakibat buruk bagi kesehatan tubuh.

Saat belajar dan berlatih menggunakan metode, mungkin kita berlatih dalam periode waktu yang lama. Sebelum memasuki kondisi meditatif ini, pertama-tama kita harus mengetahui bagaimana cara melindungi tubuh agar ketika duduk bermeditasi dalam jangka waktu lama, tubuh akan terlindungi dari pengaruh luar. Awalnya kita bermeditasi agar tubuh menjadi sehat. Akan tetapi, jika saat bermeditasi kita tidak menjaga tubuh dengan baik, tubuh malah mendapat pengaruh tidak baik dari luar sehingga berdampak pada kondisi kesehatan tubuh. Jadi, kita kerjakan persiapan ini dengan baik.

Semoga Bermanfaat,
Baca juga :
1 of 4 Postur Tubuh
1.1 of 4 Postur Tubuh Bagian Bawah
1.2 of 4 Postur Tubuh Bagian Atas
1.4 of 4 Postur Wajah
2 of 4 Merelakskan Tubuh
3 of 4 Memperhatikan Keseluruhan Tubuh
4 of 4 Menyadari Napas
Sumber : Meditasi Zen

Meditasi Pernapasan ( Part 1.2 of 4 Postur Tubuh Bagian Atas )

Setelah mengatur postur tubuh bagian bawah dengan menyilangkan kedua kaki, tubuh harus tegak lurus. Seakan-akan ada sebuah tali yang menarik ubun-ubun kita ke atas. Adalah sangat penting untuk menegakkan tulang punggung kita. Boleh di bilang bahwa dari keseluruhan postur tubuh, posisi tulang punggung yang tegak adalah yang terpenting. Setelah tubuh tegak lurus, seimbangkan kedua pundak, lalu biarkanlah lengan terkulai ke bawah. Satukan kedua telapak tangan anda dan sekadar letakkan di atas pangkuan kaki dengan ringan sehingga anda tidak merasa telapak tangan menindih kaki anda.

Lalu bagian leher juga harus ditegakkan. Caranya dengan mengarahkan pandangan mata ke depan, lalu menarik dagu masuk sedikit mendekati kerongkongan. Saat dagu ditekuk masuk, kepala jangan jadi menunduk atau mata jadi memandang ke bawah. Posisi kepala tetap tegak dan mata tetap memandang ke depan. Di sini kita cukup menggerakkan leher sedikit ke belakang.

Ada sebagian orang yang ketika bermeditasi, bagian dadanya sangat tegak membusung sehingga bagian pundak menjadi sangat tegang. Saat duduk bermeditasi, bukan dada yang ditegakkan, tetapi pingganglah yang harus ditegakkan. Jika pinggang ditegakkan, tubuh akan sedikit condong ke depan. Tubuh akan sedikit melengkung ke dalam membentuk busur. Lalu kita biarkan bagian dada membuka.

Kita bisa menggunakan satu cara berlatih agar bagian dada tidak membusung. Tumpukkan empat jari dengan empat jari yang lain. Tidak masalah tangan kiri atau tangan kanan yang berada di atas, asalkan jari-jari saling menempel. Hanya bagian jari-jari saja yang saling bertumpukan. Jari-jari jangan terlalu masuk hingga berada di atas telapak tangan. Lalu kedua ibu jari saling bersentuhan secara ringan. Selanjutnya, kita angkat telapak tangan sampai lengan sejajar dengan pundak. Kedua tangan membentuk sebuah lingkaran seolah-olah sedang memeluk tiang besar.

Telapak tangannya terlalu jauh dari tubuh atau terlalu dekat. Kedua tangan kita harus membentuk lingkaran bulat, tidak lonjong. Sesudah itu turunkan lengan ke bawah, menyentuh ringan di atas kaki. Dada tidak akan membusung. tapi depan dada anda akan membentuk seperti lingkaran. Setelah tangan diletakkan dengan benar, biarkan siku menempel secara ringan ke tubuh.

Selanjutnya anda mengatur organ wajah yaitu lidah, mulut, dan wajah. Dan jangan tidak kalah penting, untuk bermeditasi dengan aman anda juga membutuhkan perlengkapan pendukung berupa pakaian yang sesuai dan handuk penutup lutut.

Semoga Bermanfaat,
Baca juga :
1 of 4 Postur Tubuh
1.1 of 4 Postur Tubuh Bagian Bawah
1.3 of 4 Perlengkapan Meditasi Duduk
1.4 of 4 Postur Wajah
2 of 4 Merelakskan Tubuh
3 of 4 Memperhatikan Keseluruhan Tubuh
4 of 4 Menyadari Napas
Sumber : Meditasi Zen

Meditasi Pernapasan ( Part 1.1 of 4 Postur Tubuh Bagian Bawah )

Disarankan untuk duduk dengan kaki bersila. Ada beberapa macam cara bersila. Pertama adalah bersila dengan postur Teratai Penuh. Letakkan kaki kanan di atas paha kiri, kemudian letakkan kaki kiri di atas paha kanan dengan cara menyilang di atas betis kanan. Kita boleh juga membalik posisinya sehingga kaki kanan yang berada di atas kaki kiri. Posisi ini sangat stabil tetapi jarang yang bisa melakukannya.

Kebanyakan orang lebih nyaman dengan postur Setengah Teratai. Pada postur ini hanya satu kaki yang di letakkan di atas paha. Apabila postur setengah Teratai juga kurang nyaman, kita bisa menggunakan postur seperempat Teratai. Bahkan kita bisa menggunakan postur duduk ala Birma yaitu sekadar letakkan betis di lantai tanpa perlu saling bersilangan. Letakkan betis satu di depan betis lainnya.

Bila anda merasa lelah dengan postur duduk bersila, anda bisa menggunakan postur duduk bersedekuh untuk bermeditasi. Postur duduk bersedekuh ini sering disebut dengan kneeling atau seiza.

Dalam duduk bersila ataupun bersedekuh kita membutuhkan perlengkapan berupa alas duduk (matras) dan bantal meditasi (cushion). Apabila anda tidak bisa duduk bersila ataupun bersedekuh seperti contoh di atas, anda bisa mencoba duduk bersedekuh dengan menggunakan bangku atau duduk di kursi. Postur tubuh bagian bawah yang baik menjadi landasan agar postur tubuh bagian atas juga bisa menjadi baik.

Semoga Bermanfaat,
Baca juga :
1 of 4 Postur Tubuh
1.2 of 4 Postur Tubuh Bagian Atas
1.3 of 4 Perlengkapan Meditasi Duduk
1.4 of 4 Postur Wajah
2 of 4 Merelakskan Tubuh
3 of 4 Memperhatikan Keseluruhan Tubuh
4 of 4 Menyadari Napas
Sumber : Meditasi Zen

Meditasi Pernapasan ( Part 1 of 4 Postur Tubuh )

Batin dan tubuh bagaikan satu koin dengan dua sisi, saling mempengaruhi satu sama lain. Kondisi batin yang relaks harus didukung oleh tubuh yang relaks juga. Relaksnya tubuh ini juga akan menular pada batin sehingga batin juga cenderung menjadi relaks.

Dalam bermeditasi, kita memulainya dengan merelakskan tubuh terlebih dahulu. Tubuh relaks artinya otot-otot kita dalam kondisi relaks, tidak mengeluarkan tenaga. Jadi, postur tubuh menjadi dasar yang harus di perhatikan dan dilatih dengan baik. Jika postur tidak benar dan tepat, tidak mungkin kita bisa menjadi relaks. Ibarat bangunan bertingkat, postur tubuh adalah bagian fondasi yang menyokong berdirinya bangunan.

Postur utama dalam bermeditasi adalah duduk. Postur duduk ini mendukung kesadaran / keawasan kita. Postur tidur  cenderung terlalu relaks dan postur berdiri cenderung lebih aktif. Dengan demikian setiap praktisi meditasi harus belajar untuk duduk dengan postur yang benar. Agar kita bisa duduk dengan otot relaks, postur kita harus benar. Jika posisi tidak benar, maka otot harus mengeluarkan energi atau tenaga untuk mempertahankan postur tubuh.

Tubuh ini adalah susunan kerangka tulang yang dibungkus daging, organ tubuh, dan kulit. Pada susunan kerangka tulang ini, bagian terpenting adalah tulang punggung. Tulang punggung adalah penyangga utama. Tulang punggung terdiri dari banyak ruas tulang. Kalau tubuh ini menjadi relaks, kita harus mengatur setiap ruas tulang berada pada posisi yang tepat. Tulang punggung yang tersusun dengan tepat membuat kita bisa duduk dengan tegak tanpa mengeluarkan tenaga. Seperti kepingan uang logam bisa disusun tegak menjadi tinggi.

Tulang punggung yang tersusun ini akan membentuk sebuah lubang saluran sistem saraf, juga sirkulasi darah. Ketika duduk bermeditasi, sebagian orang mungkin akan mengalami pergerakan Chi. Yaitu adanya energi yang mengalir dalam diri. Pada dasarnya, energi ini mengalir melalui sumsum tulang punggung.

Dalam mengatur postur duduk kita memperhatikan 7 point vairocana. Yang pertama adalah (1) kaki. Seluruh tubuh ini bertumpu pada tubuh bagian bawah yaitu posisi kaki kita. Setelah tubuh bagian bawah berada pada postur yang tepat, barulah tubuh bagian atas yaitu (2) tulang punggung, (3) tangan, dan (4) pundak bisa berada pada postur yang tepat. Oleh karena itu kita harus menyesuaikan susunan kerangka tubuh kita agar bisa tegak dalam kondisi duduk. Untuk itu kita menggunakan alas duduk (matras) dan bantal duduk (cushion) sebagai perlengkapan pendukung. Setelah itu kita bisa mengatur wajah yaitu (5) lidah, (6) mulut, dan (7) mata. Sesudah seluruh tubuh berada pada postur yang tepat, barulah tubuh bisa menjadi relaks. Postur tubuh yang benar pada akhirnya akan membuat relaksasi terjadi secara alami.

Semoga Bermanfaat,
Baca juga :
1.1 of 4 Postur Tubuh Bagian Bawah
1.2 of 4 Postur Tubuh Bagian Atas
1.3 of 4 Perlengkapan Meditasi Duduk
1.4 of 4 Postur Wajah
2 of 4 Merelakskan Tubuh
3 of 4 Memperhatikan Keseluruhan Tubuh
4 of 4 Menyadari Napas
Sumber : Meditasi Zen

Pengertian dan Teknik Dasar Meditasi

Praktik meditasi adalah alami dan bukanlah praktik baru di Indonesia. Ada banyak cara untuk bermeditasi, termasuk meditasi sebagai gerakan atau tarian dan meditasi atas bunyi, musik, dan imajeri visual.Ada yang melakukannya sambil bervisualisasi, ada yang melakukannya sambil berkontemplasi ke dalam sebuah konsep (misalnya tentang cinta, kasih sayang, persahabatan, atau Tuhan), ada yang melakukannya sambil merapal mantra atau melakukan afirmasi (meneguhkan diri dengan mengucapkan kalimat-kalimat yang dapat memberikan motivasi), ada yang melakukannya sambil memandangi cahaya lilin, dan ada juga yang bermeditasi sambil mempertajam sensitivitas indra tubuh dan menghayatinya.

Manfaat meditasi yang kita lakukan bisa secara langsung maupun tidak langsung kita rasakan secara fisik. Salah satu manfaat tersebut adalah kesembuhan yang kita peroleh, jika kita menderita sakit tertentu. Dari sudut pandang fisiologis, meditasi adalah anti-stres yang paling baik. Saat anda mengalami stres, denyut jantung dan tekanan darah meningkat, pernapasan menjadi cepat dan pendek, dan kelenjar adrenalain memompa hormon-hormon stres.

Salah besar jika Anda menganggap meditasi adalah kegiatan yang membuang-buang waktu dan tak berguna. Sebuah penelitian terbaru yang dimuat jurnal Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine mengindikasikan, bermeditasi teratur dapat meningkatkan kualitas kesehatan dengan cara menurunkan risiko penyakit kardiovaskular, khususnya pada kalangan remaja paling berisiko.

Penelitian yang melibatkan puluhan remaja berkulit hitam yang memiliki tekanan darah tinggi membuktikan bahwa meditasi secara signifikan membantu memperbaiki kondisi kesehatan. Mereka yang bermeditasi dua kali sehari selama 15 menit cenderung memiliki massa ventrikel kiri (massa LV ) lebih rendah. Dalam dunia medis, peningkatan massa LV dikenal sebagai salah indikator penyakit kardiovaskular pada masa depan.

Setengah dari kelompok remaja dilatih dalam meditasi transendental dan diminta untuk bermeditasi selama 15 menit di dalam kelas dan 15 menit di rumah selama jangka waktu empat bulan. Sementara partisipan lain hanya diberi edukasi masalah kesehatan tentang cara menurunkan tekanan darah (hipertensi) dan risiko penyakit kardiovaskular, tetapi tidak dengan praktik meditasi.

Selama anda melakukan meditasi, detak jantung melambat, tekanan darah menjadi normal, pernapasan menjadi tenang, dan tingkat hormon stres menurun. Selama meditasi, lama-kelamaan Anda bisa mendengarkan denyutan jantung, bahkan lebih lanjut lagi Anda dapat mengkoordinasikan irama denyut jantung dengan irama keluar masuknya napas.Di masa lalu testimoni mengenai manfaat meditasi datang hanya dari orang-orang yang mempraktikkan meditasi.

Saat ini ilmu pengetahuan menunjukkan manfaat meditasi secara objektif.Riset atas para pendeta oleh Universitas Wisconsin menunjukkan bahwa praktik meditasi melatih otak untuk menghasilkan lebih banyak gelombang Gamma, yang dihasilkan saat orang merasa bahagia.

Dari penelitian terungkap bahwa meditasi dan cara relaksasi lainnya bermanfaat untuk mengatasi gangguan fungsi ginjal dengan meningkatkan produksi melatonin dan serotonin serta menurunkan hormon streskortisol.

Dr. Herbert Benson, seorang ahli jantung dari Universitas Harvard, adalah orang pertama yang dengan penuh keyakinan menggabungkan manfaat meditasi dengan pengobatan gaya barat. Secara ilmiah, ia menjelaskan manfaat-manfaat dari meditasi yang telah dipraktikkan orang selama berabad-abad.Manfaat meditasi:

1. Apabila anda secara rutin melakukan meditasi, organ-organ tubuh dan sel tubuh akan mengalami keadaan baik dan bekerja lebih teratur.
2. Mampu mengatur dan mengendalikan orang lain serta memaafkannya.
3. Mampu mengerti orang lain dan memaafkannya.
4. Selalu bertekun dalam hidup yang baik, sebagai pembawa berkat bagi sesama.
5. Mampu menerima suka dan duka, kesulitan, dan kebaikan hidup dengan baik.

Untuk melakukan meditasi, Anda harus dapat menurunkan frekuensi gelombang otak terlebih dulu dengan cara relaksasi.Kenali irama gelombang yang mengalir yang sering mengacaukan peningkatan kesadaran dalam meditassi agar dapat menemukan cara yang khas untuk membuatnya menjadi selaras. Ada banyak buku bagus mengenai teknik bermeditasi, tapi berikut dasar-dasarnya:

1. Cari tempat yang tenang.
2. Kenakan pakaian yang longgar dan nyaman.
3. Bagi sebagian orang duduk bersila terasa tenang. Anda boleh duduk di atas bantalan atau handuk. Anda juga bisa menggunakan kursi, tapi usahakan duduk hanya pada setengah bagian depan kursi. Ada orang-orang yang suka memakai handuk atau syal pada bahu untuk mencegah kedinginan.
4. Bahu Anda harus rileks dan tangan diletakkan di pangkuan.
5. Buka mata setengah tanpa benar-benar menatap apa pun.
6. Jangan berusaha mengubah pernapasan Anda biarkan perhatian Anda terpusat pada aliran napas. Tujuannya adalah agar kehebohan dalam pikiran Anda perlahan menghilang.
7. Lemaskan setiap otot pada tubuh Anda. Jangan tergesa-gesa, perlu waktu untuk bisa rileks sepenuhnya; lakukan sedikit demi sedikit, dimulai dengan ujung kaki dan terus ke atas sampai kepala.
8. Visualisasikan tempat yang menenangkan bagi Anda. Bisa berupa tempat yang nyata atau khayalan

Waktu yang baik untuk melakukan meditasi adalah antara pukul 02.00-04.00 dini hari atau subuh. Namun, jika waktu tersebut tidak memungkinan maka dapat dipilih waktu yang cocok tanpa gangguan saat melakukan meditasi.

Semoga Bermanfaat,
Baca artikel menarik lainnya tentang meditasi hanya di fadlybachtiar.blogspot.com

MENGATASI KESULITAN PADA WAKTU BERLATIH MEDITASI PERNAFASAN

Seperti telah diungkapkan pada awal tulisan, meditasi adalah suatu usaha untuk menundukkan pikiran kita sendiri, dan usaha ini tidak dapt dilakukan dengan bantuan orang lain, hanya dapat dilakukan oleh kita sendiri. Oleh kraena iu pula, hanya kita sendiri yang dapat mengatasi tiap kesulitan yang dialami; sedangkan guru, buku petunjuk ataupun teman lebih yang mengerti hanya dapat membantu dalam bentuk petunjuk-petunjuk yang sepenuhnya tergantung pada kita sendiir untuk dipergunakan atau tidak.
Latihan meditasi memerlukan lebih banyak ketekunan dari pada berbagai latihan fisik aaupun upaya mempelajari sesuatu ilmu pengetahuan. Kunci keberhasilan latihan meditasi adalah pada ketekunan dan keuletan dan inipun sepenuah tergantung pada kita sendiri.
Ada beberapa kesulitan yang umumnya dialami oleh para pemula antara lain:
1. Pikiran makin menjadi liar tidak terkendali.
Mengalami hal ini, umumnya kita menjadi takut, sehingga memutuskan untuk menyerah saja dan beranggapan kita tidak berbakat untuk meditasi. Kita perlu memahami bahwa sebenarnya pikiran kita memang liar, bila mulai berlatih dan tampak seolah-olah menjadi makin liar, itu disebabkan karena sebelumnya kita tidak pernah memperhatikn dan mengarahkan pikiran kiat pada suatu objek tertentu. Sehingga begitu kita mulai memperhatikan gerak-gerik pikiran, maka kita mulai menyadari keliaran pikiarn kita sehingga seolah-olah menjadi makin liar. Lagipula sebelumnya pikiran kita bebas berkelana kian kemari dan pada waktu berlatih kita berusaha mengarahkannya kepada satu objek meditasi; yang artinya tidak lain dari mengekang pikiran kita sendiri. Hal ini dapat diibaratkan seperti seekor kuda liar, yang untuk pertama sekali diikat pada sebuah tonggak, ia akan berputar-putar dengan ganas, dan berusaha melepaskan diri dari ikatan.
Untuk mengatasi kesulitan ini, langkah yang dapat diambil adalah menyadari pikiran kita sendiri dengan memberikan komentar dalam batin seperti “pikiran kacau”, “pikiran melantur”, dan sambil komentar, pikiran yang sedang kacau, atau sedang melantur itu diperhatikan dengan seksama, pada saat pikiran melantur itu mulai melemah, saat iu pula kita kembalikan perhatian kita ke objek meditasi kita, yaitu sentuhan napas di ujung hidung.
Jadi, menundukkan pikiran bukanlah dengan kekerasan, tetapi dengan kelembutan, yaitu memperhatikan dulu pikiran kita, baru kemudian setelah agak melemah, kembali ke objek semula.

2. Merasa pusing pada saat membuka mata setelah berlatih

Pada beberapa pemula, mereka akan mengalami rasa pusing pada saat membuka mata seusai berlatih, sehingga mereka takut untuk berlatih seterusnya. Sebenarnya hal ini tidak apa-apa. Ketika kita berlatih dengan tekun, maka lama kelamaan pikiran kita menjadi tenang, ini berarti laju pemakaian oksigen, pembuluh-pembuluh darah menuju otak pun secara wajar menjadi menyempit, dan secara keseluruhan napas kita menyesuaikan diri pula menjadi dalam dan halus, sesuai dengan tingkat kebutuhan oksigen dalam tubuh. Hal ini terjadi secara otomatis. Kemudian seusai berlatih, ketika kita membuka mata, otak kiat dalam sekejap sudah kembali aktif, sehingga kebutuhan oksigen meningkat dengan mendadak, tetapi karena pada saat itu pembuluh-pembuluh darah yang memasok oksigen ke otak msaih belum siap, masih menyempit, sehingga untuk beberapa saat terjadilah kekurangan oksigen yang mengakibatkan rasa pusing. Beberapa saat kemudian rasa pusing itu akan lenyap dengan sendirinya, kerana pembuluh darah telah menyesuaikan diri lagi untuk mensuplai darah sesuai dengan kebutuhannn. Dengan semakin sering berlatih, maka lama kelamaan otak kitapun menjadi terbiasa dengan suplai oksigen yang lebih sedikit dan pembuluh darah keotak juga makin biasa beradaptasi terhadap kebutuhan yang berubah-ubah, maka rasa pusing itupun tidak akan dialami lagi.

3. Merasa terapung-apung ataupun bergoyang tidak menentu
Perasaan ini timbul karena perhatian yang kurang pada objek meditasi yaitu sentuhan napas di ujung hidung, sehingga pikiran kita mendapatkan kesempatan untuk berkelana kian kemari, dan hal ini menyebabkan kita merasa terapung-apung tidak menentu. Untuk mengatasi hal ini, kita harus kembali ke objek semula yaitu sentuhan napas di ujung hidung.

4. Sama sekali tidak dapat memusatkan pikiran.

Ada beberapa diantara kita yang merasa sangat sulit untuk mengendalikan pikiran, bahkan untuk menghitung napas sampai 10 saja tidak bisa. Dan bila telah berulang kali dicoba masih tetap gagal, maka mereka perlu meneliti kembali kegiatan mereka sehari-hari, yaitu Sila. Apakah mereka melanggar Pancasila dalam kehidupan sehari-hari! Pancasila disini adalah Upaya dan makan/minum yang memabukkan. Karena, seperti halnya suatu pohon yang besar memerlukan akar-akar yang kuat agar tidak tumbang, maka pohon meditasi memerlukan akar Sila yang kuat untuk dapat berkembang dan menjadi kokoh.
Dan pelaksanaan kelima sila ini perlu ditinjau dengan cermat bila pada tahap tertentu dalam latihan meditasi kita mengalami kesulitan untuk melangkah ke tahap berikutnya.

Berlatih meditasi penapasan bertujuan memperoleh ketenangan dengan cara memusatkan perhatian pada sentuhan napas di ujung hidung. Sedangkan napas itu sendiri tidaklah diatur agar menjadi lebih panjang atau pendek, tetapi dibiarkan berlangsung secara alamiah dan wajar sehingga pengamatan pada proses napas juga dapat berlangsung secara wajar dan alamiah.
Walaupun metode meditasi ini telah berusia lebih dari 2500 tahun, namun manfaatnya bagi ketentraman batin umat manusia masih sangat besar; bahkan kemajuan teknologi yang telah dicapai sampai saat inipun belum dapat membuat kehidupan manusia menjadi lebih tentram, malahan sebaliknya, misalnya, teknologi nuklir lebih membuat gelisah dan cemas daripada membawa ketentraman.
Telah ditekankan dibagian awal tulisan ini, latihan meditasi jauh lebih banyak menuntut ketekunan bila dibandingkan dengan latihan yang lain. Oleh karena itu keberhasilan atau kegagalan dalam berlatih aklan lebih ditentukan oleh keuletan dan ketekunan kita. Tanpa keuletan dan ketekunan berbagai rintangan tidak akan dapat teratasi; tetapi nilai dari ketenangan yang diperoleh walaupun itu hanya berlangsung hanya setengah menit saja, luar biasa nilainya bagi kesejahteraan dan kebahagiaan batin kita.

MANFAAT DARI LATIHAN MEDITASI PERNAPASAN

Sesungguhnya banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh dari latihan meditasi pernapasan yang dilakukan dengan tekun. Berikut ini akan diberikan beberapa manfaat dari latihan meditasi ini, yaitu:
1. Memudahkan berkonsentrasi.
Seperti telah dijelaskan di bagian depan, pada tahap awal kita berlatih, selalu terjadi pikiran kita melantur ke mana-mana, dan untuk menjinakkannya, pikiran yang melantur itu disadari diberi komentar ‘pikiran melantur’, ‘melantur;; dan kemudian setelah itu kita pusatkan kembali pada objek semula misalnya menghitung, atau memperhatikan sentuhan. Hal ini terhadi berulang-ulang tak terhitung banyaknya usaha kita untuk mengembalikan pikiran pada objek konsentrasi, sehingga lama kelamaan usaha itu terjadi secara otomatis. Tentunya dalam kegiatan kita sehari-haripun akan terjadi hal yangsama, misalnya bagi pelajar dan mahasiswa yang sedang belajar, bila pikiran itu terbang dari buku pelajaran yang sedang dihadapi, akan dapat segera dikenali dan kemudian dibawa kembali pada objek semula, yaitu buku pelajaran. Demikian pula pada setiap orang yang bekerja ataupun pada ibu-ibu rumah tangga bagi merekapun akan mudah untuk memusatkan pikiran; sehingga tidaklah terjadi kaki tersandung batu, batu yang disalahkan, padahal sebabnya adalah pikiran kita tidak dipusatkan pada langkah kaki.

2. Memberikan ketenangan.
Dalam abad modern yang sangat maju ini, semua orang menjadi berlomba-lomba untuk maju yang diukur dari prestasi mencapai harta dan kedudukan semaksimal mungkin, sehingga semua orang menjadi tergesa-gesa, gelisah, cemas, dan khawatir. Maka dalam dunia yang serba berpacu seperti ini latihan meditasi akan memberikan ketenangan yang sudah menjadi komoditi langka terutama di kota-kota besar.

3. Lebih mengenal diri kita sendiri dan sesama kita.
Jika kita belajar sesuatu, umumnya kita mengarahkan perhatian kita keluar dari diri kita, maka latihan pernapasan ini sungguhnya mengarahkan perhatian kita ke dalam diri kita sendiri sehingga kita akan lebih mengenal diri kita sendiri, baik kelebihan maupun kekurangannya. Dengan mengenal proses mental yang ada dalam diri sendiri, maka kitapun akan lebih memahami sesama kita, akan menjadi lebih toleran dan tidak cepat tersinggung.

4. Lebih mudah mengendalikan emosi atau kemarahan.
Setiap kali kita berlatih, kita selalu berusaha mengenali proses mental yang muncul yang menggangu konsentrasi kita, seperti perasaan gelisah, cemas, marah, senang, gembira, tanang dan lain lainnya. Latihan yang terus-menerus akan membawa kita pada kebiasaan yang baik, yaitu selalu mengenal bentuk emosi/mental yang muncul, sehingga bila kita tersinggung ataupun marah karena ucapan seseorang, kemunculan marah itu dapat diketahui, dan dapat dilenyapkan dengan segera sebelum bermanifestasi menjadi ayunan tinju ataupun semburan kemarahan kepada lawan bicara kita.

5. Menjadi lebih sehat.
Seperti kita ketahui, sekarang banyak sekali penyakit yang disebabkan oleh kegelisahan, kecemasan, ketakutan, dan berbagai perasaan negatif lainnya. Misalnya penyakit darah tinggi, tukak lambung, sembelit, serangan jantung, sukar tidur, dan sebagainya. Dengan latihan meditasi, walaupun baru sedikit ketenangan yang kita peroleh, itupun cukup bermanfaat bagi jasmani kita yang sedang dilanda cemas, begitu pula bagi organ-organ tubuh kita yagn halus dapat bekerja dengan lebih tenang dan beristirahat dengan lebih baik; yang pada akhirnya akan menghasilkan kesehatan yang lebih baik bagi jasmani kita.
Dalam dasawarsa terakahir ini, telah banyak penelitian yang dilakukan di Amerika maupun di Jepang yang telah menunjukkan bukti bahwa bermeditasi sangat bermanfaat bagi batin dan jasmani orang yang melatihnya. Bukti yang diperoleh antara lain:
1. Membantu menurunkan tekanan darah tinggi pada penderita
2. Aktivitas otqak kanan dan kiri menjadi lebih seimbang
3. Meditasi jauh lebih bermanfaat daripada tidur hipnotis
4. Pada ketenangan meditasi yagn mendalam. Aktivitas otak menjadi lambat, setara dengan yang dialami orang yang sedang tidur paling nyenyak.
5. Membantu proses penyembuhan pasien penaykit psikomatik
6. Memudahkan berkonsentrasi dalam kegiatan sehari-hari pada para meditator dan hal ini mempermudah mereka mengambil keputusan dalam pekerjaannya

Masih banyak lagi manfaat dari berlatih meditasi yang tidak (dapat) disebutkan disini (satu per satu).

Meditasi Pernafasan

Banyak diantara kita yang telah mendengar mengenai meditasi, ada yang telah memahami dan melatihnya dengan tekun, ada yang baru mencoba untuk berlatih dan ada pula yang baru sekedar mendengar dan mulai tertarik untuk mengetahui lebih lanjut. Isi buku yang sederhana ini tidak saja berguna bagi mereka yang sekedar ingin mengetahui tetapi justru terutama sangat bermanfaat bagi mereka yang ingin berlatih meditasi dengan sungguh-sungguh.

Dalam jaman modern sekarang ini, yang diwarnai dengan tingkat aktivitas yang tinggi, selalu serba cepat, serba banyak, serba lebih dari yang lain ternyata mempunyai dampak yang kurang baik bagi keadaan batin dan ketenangan hidup kita. Sehingga banyak diantara kita yang hidup dalam keadaan tegang, penuh khawatir, tidak bisa tidur dan mengakibatkan berbagai penyakit seperti sakit lambung, tekanan darah tinggi, sakit jantung, dan lainnya.

Meditasi, sebagai suatu seni untuk menentramkan batin merupakan suatu ilmu yang sudah kuno, yang berakar lebih dari 3000 tahun yang silam pada peradaban awal di lembah sungai Indus, yang sekarang dikenal sebagai India. Walaupun kuni, ternyata meditasi merupakan suatu alternatif yang jauh lebih baik bila dibandingkan dengan berbagai macam obat penenang, dan obat tidur yang umunya mengakibatkan ketergantungan atau kecanduan yang parah.

Bahkan lebih daripada itu, meditasi yang dilaksanakan dengan sungguh-sungguh akan membuat si pelaksana hidup lebih wajar, lebih tenteram, dan lebih gembira. Ia akan memiliki sikap hidup yang pisitif, lebih toleran, lebih tangguh, dan lebih tabah.

Berbeda dengan berlatih olahraga, latihan meditasi tidak mempunyai suatu target yang harus dicapai, tetapi memerlukan ketekunan yang luar biasa.


PERSIAPAN

Sebelum mulai berlatih, alangkah baiknya bila kita memahami serba sedikit teori dasar bermeditasi.

Berlatih meditasi tidaklah sama dengan olahraga, yang biasanya bertujuan mencapai prestasi tertentu. Di dalam melaksanakan latiha meditasi, tidak ada prestasi yang harus dikejar, tidak ada orang lain yang harus dilampaui pencapaiannya, karena tujuan meditasi adalah mengendalikan pikiran kita sendiri, dengan mengendalikan pikiran kita sendiri maka kita akan menikmati ketenangan yang dalam; kita tidak lagi dikacaukan oleh pikiran yang memang bersifat selalu berubah-ubah setiap saat.

Perlu pula kita pahami, berlatih meditasi pernapasan bukannya hendak mengatur panjang-pendeknya napas, bahkan semua napas harus sewajarnya. Tidak ada usaha untuk menarik napas sepanjang mungkin, atau usaha menahan napas selama mungkin. Semua napas harus sewajarnya dan alamiah, bila napas itu pendek, ya bernapas pendek; bila bernapas panjang dan halus dikenali pula bahwa kita bernapas panjang dan halus.

Dan bila berlatih dengan tekun, lama kelamaan secara otomatis napas kita akan panjang dan halus, tanpa suatu usaha apapun dan hal ini terjadi alamiah.

Makanan

Haruskah kita berpantang makan daging atau vegetarian bila ingin berlatih meditasi? Pertanyaan seperti inipun sering sekali diajukan, jawabannya adalah bahwa tidak ada keharusan untuk tidak makan daging. Tetapi seperti kita ketahui bersama, pada saat menjelang ajal, makhluk apapun selalu meronta-ronta ingin mempertahankan kehidupannya masing-masing yang sangat berharga itu, dan perasaan takut, gelisah serta ngeri menjelang disembelih ini, masih akan terbawa pada daging yang kita makan dan akan menimbulkan kegelisahan dan perasaan yang sama pula dalam diri kita. Oleh karena itu, terutama bagi pemula, dianjurkan untuk berpantang makan daging yang akan memudahkan mereka untuk menjadi tenang dalam berlatih meditasi. Hal inipun sejalan dengan berpantang makan daging menjadi lebih tenang dan lebih sabar daripada sebelumnya.

Waktu untuk berlatih

Setiap orang mempunyai pola hidup dan aktivitas sehari-hari yang berbeda-beda, ada yang baru sempat meluangkan waktu setelah jam 4 sore, ada yang justru di pagi hari ia berada pada kondisi yang sebaik-baiknya untuk berlatih meditasi. Oleh karena itu pada dasarnya tidak ada waktu tertentu yang terbaik untuk berlatih meditasi. Walaupun umumnya dianjurkan untuk berlatih pada pagi hari antara pukul 4.00 sampai 6.00 dan petang hari antara 5.00 sampai 7.00, tetapi waktu yang berbaik bagi anda, tergantung pada anda sendiri dan itu tidak perlu sama dengan orang lain. Sebagai suatu patokan yang sederhana, waktu yang terbaik bagi anda adalah bila pada waktu-waktu tersebut anda lebih mudah memusatkan pikiran dibandingkan dengan waktu lainnya, maka itulah waktu terbaik bagi anda. Adapun alasan yang menyatakan bahwa umumnya pagi hari pukul 4.00 adalah waktu yang terbaik untuk berlatih, tidak lain karena pada saat itu masih belum banyak kegiatan yang dilakukan, suasana di sekeliling kita masih sunyi senyap, karena itu akan lebih mudah untuk memusatkan perhatian.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah agar berlatih dalam keadaan perut kita tidak terlalu kosong atau lapar, dan juga tidak terlalu kenyang. Bila kita ingin berlatih setelah selesai bersantap, sebaiknya satu jam setelah bersantap untuk memberi kesempatan lambung kita bekerja dengan sempurna melumatkan makanan yagn telah kita telan.

Kapanpun waktu yang kita pilih, ada hal yang harus kita lakukan dalam usaha membina disiplin, yaitu kita harus berusaha agar secara teratur kita berlatih pada waktu yang telah kita pilih. Dengan disiplin yang seperti ini, lambat laun daur biologik dalam tubuh dan batin kita akan menjadi serasi, sehingga pada jam-jam tersebut otomatis seluruh batin dan jasmani bresiap-siap untuk berlatih meditasi.

Mandi

Dianjurkan untuk mandi terlebih dahulu sebelum berlatih, agar tubuh kita menjadi bersih dan segar serta tidak mengantuk. Dan jangan lupa, perasaan bahwa badan kita bersih dan segar akan lebih membantu kita memusatkan perhatian dibandingkan bila kita merasa tubuh kita lengket, berminyak, berkeringat, kotor atau bau.

Pakaian

Pakaian yang dikenakan sebaiknya yang cukup longgar sehingga bila anda duduk untuk waktu yang cukup lama tidak ada bagian-bagian tubuh yang tertarik kencang dan menyebabkan kesemutan. Bagi yang tinggal ditempat yang dingin, tentu perlu mengenakan pakaian yang cukup tebal untuk menahan suhu udara yang dingin.

Tempat berlatih

Berlatih meditasi, memerlukan suasana sekeliling yang tenang terutama bagi para pemula. tempat yang tenang itu bisa berupa suatu kamar yang tersendiri, di kebun, di taman, di rumah ibadah pada saat-saat sepi, ataupun di ruang kerja anda sendiri, yang penting adalah kita dapat berada di situ tanpa gangguan dari siapapun untuk waktu yang cukup lama.

MULAI BERLATIH

Sikap duduk
Sikap duduk kita pada waktu berlatih, harus tegal tetapi santai, tidak kaku atau tegang. Salah satu sikap duduk yang dapat membantu berlatih dalam waktu yang cukup lama adalah sikap bunga teratai atau padmasana, yaitu kedua kaki disilangkan satu sama lain. Bagi yang sudah terlatih, sikap ini sangat enak, karena akan membantunya untuk berada dalam posisi tegak dan seimbang untuk waktu yang cukup lama. Sedangkan yang baru permulaan berlatih, bila belum bisa, dapat menggunakan sikap duduk setengah padmasana,yaitu satu kaki disilangkan dibawah yang lain.

Mengendurkan ketegangan

Setelah memiliki sikap duduk yang enak, secara mental kita mencoba mengurutkan dari atas atau ubun-ubun kepala terus ke bawah sampai ke ujung kaki, untuk melemaskan ketegangan otot-otot yang ada, misalnya pada otot-otot kening bila kita terlalu tegang atau kaku menutupkan mata, ini harus dikendurkan, dibuat santai, begitu pula, otot mulut yang terkatup harus tidak kaku, terus perlahan-lahan ke bawah semua otot yang kaku atau tegang dikendurkan. Bila napas terasa tertahan, tariklah napas dalam-dalam dan hembuskan napas perlahan-lahan sampai habis, dan kita akan merasa lebih santai dan kendur. Usaha mengendurkan ketegangan ini dapat dilakukan beberapa kali, dan merupakan suatu usaha pertama dalam meditasi , yaitu pengalihan perhatian kita yang biasannya tertuju keluar jasmani kita menjadi kepada jasmani kita sendiri. Bila sebelumnya kita tidak menyadari ketegangan yang ada pada otot-otot kita, maka dengan latihan mengendurkan ini, kita akan menyadari sepenuhnya betapa berat kerja otot-otot kita yang diberi tegangan tanpa kita sadari.

Bernapas dengan wajar

Dalam berlatih apakah kita perlu menarik napas panjang-panjang?

Perlu diingat pula disini, bahwa berlatih meditasi pernapasan bukanlah bertujuan untuk mengatur napas kita menjadi lebih panjang ataupun menahan napas kita selama mungkin untuk memperoleh kekuatan. Semua usaha untuk mengatur napas itu sebetulnya tidaklah membantu kita untuk mencapai ketenangan yang sesungguhnya; oleh karena itu bila berlatih, napas tidak perlu diatur-atur, tetapi sebaliknya bernapas dengan wajar saja secara alami, dan tubuh kitapun mempunyai mekanisme yang akan membuat napas itu akan menjadi teratur dan panjang dengan sendirinya tanpa campur tangan kita.

Tahap pertama : Menghitung Napas

Menghitung napas ditujuan kepada mereka yang baru pertama kali berlatih meditasi, tujuannya adalah mengikat pikiran kita yang biasannya berkenala kian kemari kepada hitungan napas kita.

Dalam bermeditasi, kita bernapas melalui hidung. Dengan memperhatikan sentuhan napas di ujung hidung, kita mulai menghitung. Setiap kali napas masuk, dihitung, “satu”, napas masuk berikutnya, “dua”, dan seterusnya sampai “sepuluh”. Setelah itu kembalu mulai dari “satu”.

Mengapa tidak diteruskan perhitungannya itu sampai ke seratus atau ke seribu? Karena, tujuan kita bukanlah menghitung berapa kali kita bernapas, tetapi mengalihkan pikiran dan perhatian kita kepada satu objek yaitu napas. Perhitungan hanyalah merupakan saran agar perhatian dan pikiran kita yagn selalu ingin berkelana kemana-mana menjadi terpusat pada satu objek.

Sampai berapa lama latihan menghitung napas ini dilakukan? Seperti disebutkan diatas, menghitung merupakan sarana bagi pemusatan pikiran. Maka bila pikiran sudah dapat terpusat pada napas, kita dapat beralih ke latihan berikutnya yaitu pada latihan “mengikuti napas”.

Tahap kedua : Mengikuti napas.

Bagi mereka yang telah sering berlatih, maka latihan menghitung napas dapat dilompati, langsung melatih mengikuti napas; tetapi bila mengalami kesulitan dapat kembali berlatih menghitung napas, sebagai usaha awal untuk tahap-tahap berikutnya.

“Mengikuti napas” maksudnya adalah kita mengikuti napas dengan penuh perhatian. Hal ini diterangkan sebagai berikut: “Ketika si meditator menarik napas panjang, ia mengetahui bahwa ia menarik napas panjang; ketika ia menarik panjang pendek. Ia mengetahui bahwa ia menarik panjang pendek; ketika ia menghembuskan napas panjang, ia mengetahui bawah ia mengehmbuskan napas panjang; ketika ia menghembuskan napas pendek, ia mengetahui bahwa ia menghembuskan napas pendek.”

“Mengikut napas” berarti memperhatikan pada saat napas itu m,ulai menyentuk ujung hidup, kemudian terus sampai pada ujing akhir dari proses menarik napas, pasa saat itu harus dikenali bahwa napas yang masuk itu berangur-angsur menjadi berhenti. Dan kemudian dimulai proses mengeluarkan napas yang berangus-angsur makin perlahan kemudian berhenti untuk memulai menarik napas.

Perlu diingat, ada pengertian yang keliru mengentai istilah “mengikuti” napas, ada yang beranggapan “mengikuti napas” berarti mengikuti napas dari ujung hidung sampai ke rongga dada ataupun sampai ke perut. Ini adalah pengertian yang keliru. Dengan latihan seperti ini maka akan sulit melangkah ke tahap berikutnya yaitu “memperhatikan sentuhan napas”.

Untuk lebih menjelaskan latihan “mengikuti napas”, ada sebuah perumpamaan, yaitu perumpamaan gergaji. Bila kita mengergaji sepotong kayu, balok misalnya, maka sambil menggerakkan gergaji maju mundur untuk memotong, perhatian kita dipusatkan pada titik sentuhan mata-gergaji dengan balok yang akan kita potong. Kita tidak memperhatikan mata-gergaji yagn telah menyentuh dan bergerak menjauhi titik sentuhan itu, dan kitapun tidak memperhatikan mata gergaji yang belum mengenai titik sentuh itu; perumpamaan dari napas yang masuk dan napas yang keluar sedangkan ujung hidung diumpamakan sebagai titik sentuh antara mata gergaji dengan balok.

Setelah berlatih “mengikuti napas” dengan tekun, maka bila kita dapat memusatkan perhatian kita sepenuhnya pada napas akan timbul ketenangan yang belum pernah kita alami sebelumnya disertai kegembiraan. Dan karena pikiran kita tidak berkeliaran kemana-mana maka jasmani kitapun mulai menjadi tenang, selaras dan terasa menyenangkan. Napas kita masin lama makin halus dan panjang, dan sebagai hasilnya kita merasa menjadi lebih tenang, perasaan letih pun lenyap; bahkan sebaliknya jasmani kita terasa segar menyenangkan.

Berapa lama kita berlatih “mengikuti napas?” Latihan ini diteruksan sampai pada suatu saat, karena ketenangan batin, napas kita makin halus sampai seolah-olah napas itu lenyap. Keadaan ini bisa berlansung beberapa menit lamannya. Dan itulah saat peralihan ke latihan berikutnya yaitu berlatih “memperhatikan sentuhan napas”.

Tahap ketiga: Memperhatikan sentuhan napas.

Karena napas yang makin lama makin tenang dan makin halus sehingga tidak terasa lagi, pada beberapa orang yang mengalami hal ini akan terkejut, karena mengira bahwa dirinya tidak bernapas lagi, tetapi sebenarnya tidak demikian. Sesungguhnya napas itu masih tetap ada, tetapi karena sedemikian halusnya, maka seolah-olah telah lenyap.

Ada sebuah perumpamaan yang berkenaan dengan hal ini, yaitu mengenai perumpamaan petani dengan lembutnya, sebagai berikut:

“Seorang petani yang sudah kelelahan membajak sawahnya, beristirahat melepaskan lelah dibawa pohon yang rindang, kerbaunya dibiarkan merumput di dekatnya. Karena terlalu lelah, ia dengan segera tertidur dengan nyenyak. Menjelang sore hari ia terbangun dan tidak melihat kerbaunya; ia melihat disekelilingnya dan kerbaunya tetap tidak terlihat; maka ia lalu bangkit dan pergi ke tepi sungai tempat ia biasa memberi minum dan memandikan kerbaunya. Dan disana petani itu mendapatkan kerbaunya sedang minum.”

Yang diumpamakan dengan kerbau ialah napas kita, yang akan selalu dijumpai di tempatnya, yaitu di ujung hidung.

Dengan menyadari bahwa napas akan selalu ada sepanjang kehidupan kita, hanya sekarang sangat halus sehingga tidak terasa, maka kita harus kembali memusatkan perhatian kita pada ujung hidung, dan dengan seksama memperhatikan sentuhan napas yang mulai terasa lagi. Betapapun halusnya napas itu, tetap akan terasa di ujung hidung. Jika masih belum terasa, berarti perhatian dan pemusatan pikiran yang diberikan masih kurang kuat.

Dengan usaha ini, kita akan tetap sadar pada sentuhan napas pada ujung hidung, tanpa kehilangan jejak.

Jika pada tahap sebelumnya kita sering tidak tahu salah satu tahap dari pernapasan secara jelas, misalnya hanya tahu tahap pertengahan dan tahap akhir proses pernapasan, maka pada saat ini perlu dikembangkan agar keseluruhan proses pernapasan itu diketahui dengan memberikan perhatian yang sama banyaknya pada setiap tahap.

Dengan latihan yang tekun kitaakan mengetahui secara detail setiap tahap dari proses napas dengan jelas.

Tahap Keempat: Menenangkan Napas

Tahap berikutnya adalah menenangkan napas. Dengan melanjutkan perhatian pada keseluruhan ‘tubuh’ napas (awal, pertengahan, dan akhir dari proses menarik dan mengeluarkan napas) tanpa terputus-putus, akan nyata bagi kita bahwa proses napas itu bergetar atau bergelombang dengan kasar dan demikian pula proses mental yang mengikuti juga menjadi bergetar dan bergelombang sesuai dengan napas untuk berusaha agar pernapasan dan proses mental yang mengikuti menjadi lebih tenang. Karena itu tahap ini disebut sebagai Menenangkan Napas.

Dengan memperhatikan faktor-faktor batin yang menyertai perhatian kita pada sentuhan di ujung hidung, kita mengetahui ada perasaan tenang yang menyertai perhatian kita, Ketenangan ini dikembangkan dengan tetap mempertahankan perhatian pada sentuhan napas di ujung hidung. Dengan tekun usaha ini dilanjutkan sehingga lama kelamaan napas kita pun menjadi halus serta rata; dan demikian pula batin kita menjadi makin tenang, sedangkan perhatian pada sentuhan napas di ujung hidung terus berkesinambungan tidak terputus-putus. Usaha yang kita lakukan ini disebut sebagai “Menenangkan Napas”

Dalam perkembangannya, dengan berlanjutnya usaha menenangkan napas, akan terasa seolah-olah ada ketenangan dengan jelas sampai pada detail-detail proses pernapasan.

Pada tahap ini, akan muncul “tanda” atau gambaran batin yang menunjukkan bahwa telah berhasil mencapai konsentrasi. Tanda-tanda itu berbeda antara satu orang dengan yang lain, misalnya ada yang merasa bahwa ujung hidngnya seperti digosok dengan kapas atau sutera yang sangat lembut. Ada pula yang mengalami seolah-olah ada cahaya yang sangat terang benderang menyilaukan bagai matahari; melihat cahaya warna-warni yang indah. Meskipun demikian, perhatian terhadap ujung hidung tempat sentuhan napas masih tetap kuat dan mantap tidak teralihkan. Munculnya berbagai tanda atau gambaran batin itu merupakan tercapainya tahap awal-samadhi (upacara-samdhi).

MENCAPAI KETENANGAN SAMADHI

Dengan melanjutkan latihan menenangkan napas, maka lambat laun akan dapat mencapai ketenangan samadhi sepeunuhnya yang diawali dengan tercapainya keadaan batin yang dikenal sebagai Dhyana pertama dan seterusnya sampai Dhyana keempat.

Biasanya tahap ini sulit dicapai karena umumnya orang sangat bangga setelah mencapai tahap awal-samadhi, seperti melihat cahaya terang dan berbagai gambaran batin yang lain. Dan pada saat ini, kecerdasan seolah-olah berlipat ganda, banyak masalah yang sebelumnya tidak dapat dipikirkan jalan keluarnya, sekarang tampak mudah. Ia akan memiliki keyakinan yang meluap-luap, ingin menceritakan pengalaman-pengalamannya kepada orang lain, dan rajin menganjurkan teman-temannya untuk berlatih meditasi. Tetapi ini semua sesungguhnya merupakan jebakan bagi para pelaksana meditasi, karena akan mengikatnya untuk tidak melanjutkan ke tahap berikutnya, yaitu samadhi sepenuhnya atau Dhyana.

Untuk melepaskan diri dari perangkap itu, maka kita harus memahami bahwa semua gambaran batin itu bukanlah keadaan samadhi yang sesungguhnya, baru pada tahap awal. Dengan tidak menghiraukan berbagai tanda atau gambaran batin, perhatian diarahkan kembali pada sentuhan napas yang ujung hidung sambil mengembangkan ketenangan yang telah diperolehnya; dan disertai dengan ketekunan maka akhirnya akan mencapai ketenangan samadhi yagn sesungguhnya, yaitu Dhyana Pertama.

Bagi meditator yang untuk pertama kalinya mencicipi ketenangan dalam Dhyana Pertama, maka akan sangat meresap dalam batin sanubari mereka, ketenangan dan kedamaian yang belum prenah dirasakan sebelumnya serta tak akan telupakan, dan ketenangan ini masih akan tersisa beberapa saat atau bahkan beberapa hari sesudahnya.

Semoga Bermanfaat,
Baca artikel menarik lainnya disini
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Fadly Bachtiar - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger