Mumifikasi
terjadi pada suhu panas dan kering sehingga tubuh akan terdehidrasi
dengan cepat. Mumifikasi terjadi pada rentang waktu 12-14 minggu.
Jaringan tubuh akan berubah menjadi keras, kering, warna coklat gelap,
berkeriput dan tidak membusuk. Hal ini terjadi misalnya pada mumifikasi
paling terkenal dalam tradisi Mesir kuno. Ritual ini, sebelumnya diikuti
dengan membuat Piramida yang berbentuk lancip ke arah langit, dengan
harapan, itu bisa mengumpulkan energi alam semesta yang memberikan
kekuatan abadi bagi jenazah. Karena mereka yakin, bahwa tubuh yang telah
mati itu akan dipakai kembali saat hidup di alam keabadian. Berikut
adalah lima tahapan mumfikasi Mesir Kuno :
Pertama
Setelah orang
Mesir meninggal, jasadnya akan dibawa ke tenda pemurnian, yang terletak
di tepi barat Sungai Nil, disinilah akan dimulai proses dari mumifikasi.
Hal pertama yang dilakukan adalah untuk mencuci tubuh dan mengurapi
dengan minyak suci. Diyakini, ada tujuh jenis minyak rahasia yang belum
terkuak bahannya sampai sekarang. Setelah dibersihkan, tubuh itu
kemudian dibawa ke wabet (istana pembalseman), semacam ruang operasi
saat itu. Proses ini dilakukan oleh orang terpilih yang biasanya para
pendeta, dan diketuai seorang yang memakai topeng “Anubis” dewa kematian
dari Necropolis.
Kedua
Di dalam ruang
khusus itu, jasad dimandikan dengan air dicampur garam Natron, untuk
mempercepat dehidrasi mayat. Diyakini menurut Herodotus, irisan besar
dibuat di sisi kiri perut. Sayatan ini digunakan untuk mengeluarkan
organ vital seperti hati usus, paru-paru dan perut. Semua organ
dikeluarkan kecuali jantung dan dua buah ginjal. Ketiga organ ini
dibiarkan berada di dalam tubuh karena membentuk segitiga piramida yang
dipercaya memberikan keabadian kepada tubuh jenazah. Jantung, dipercaya
akan ditimbang saat hari perhitungan untuk menentukan baik-buruknya
balasan di alam keabadian. Setelah dikeluarkan, organ dibungkus dan
ditempatkan dalam stoples kanopik yang memiliki tutup berbentuk
anak-anak dewa “horus”.
Ketiga
Otak juga
dikeluarkan dari kepala. Untuk melakukan hal ini dibuat sebuah lubang
melalui tulang ethmoid terletak tepat di atas lubang hidung. Sebuah alat
berbentuk pengait dimasukkan ke dalam lubang ini dan digunakan untuk
“mencairkan” otak dengan cara dipluntir(diaduk) kemudian ditiriskan
melalui hidung.
Keempat
Setelah itu, tubuh jenazah dilumuri garam Natron untuk proses
pengeringan selama 40 hari. Rongga perut yang sudah kosong, diisi kapas
atau kain. Dan, selanjutnya jenazah dilumuri lagi dengan “The Seven
Secret Oil” serta cairan khusus, wewangian Lotus, resin, dan lain-lain
sampai sekitar 70 hari. Setelah selesai, jenazah dibalut dengan kain
kafan, dengan posisi tangan menyilang didepan dada. Juga diselipkan
berbagai jimat untuk melindunginya selama perjalanan menuju alam
keabadian.Setelah itu, tubuh jenazah dilumuri garam Natron untuk proses
pengeringan selama 40 hari. Rongga perut yang sudah kosong, diisi kapas
atau kain. Dan, selanjutnya jenazah dilumuri lagi dengan “The Seven
Secret Oil” serta cairan khusus, wewangian Lotus, resin, dan lain-lain
sampai sekitar 70 hari. Setelah selesai, jenazah dibalut dengan kain
kafan, dengan posisi tangan menyilang didepan dada. Juga diselipkan
berbagai jimat untuk melindunginya selama perjalanan menuju alam
keabadian.
Kelima
Terakhir, wajah
sang mumi ditutupi dengan topeng yang dibuat persis dengan wajah
aslinya. Agar, ’Ka’, (sang ruh) mengenalinya kembali saat memasuki
jasadnya. Seperti Fir’aun Tutankhamun, topengnya terbuat dari emas yang
bertahtakan batu mulia. Kemudian jenazah dimasukkan ke dalam peti mati
belapis-lapis agar tidak terganggu oleh binatang di dalam tanah, atau
pun manusia yang bermaksud jahat. Di sepanjang dinding makamnya,
dipahatkan sejumlah gambar untuk memandu orang yang mati itu agar tidak
’tersesat’ menuju alam keabadian, dalam bentuk Kitab Kematian.
Posting Komentar
Pembaca yang baik selalu meninggalkan jejak . Terima kasih karena telah menggunakan bahasa yang sopan pada form komentar